Uang Koin untuk Membangun Surga
Uang
Koin untuk Membangun Surga
Andri, siswi kelas 3 yang
terkenal sangat santun dengan kepribadiannya. Anak dari seorang buruh petani
dengan kehidupan yang sederhana. Suatu ketika Andri melihat buku yang berserakan
di perpustakaan sekolahnya. Andri merapikan buku-buku tersebut di rak buku. Salah
satu buku menarik perhatian Andri untuk membaca. Tak sengaja Andri membuka asal
halaman dan menemukan kalimat "Jagalah diri kalian dari neraka meskipun
hanya dengan sedekah setengah biji kurma. Barangsiapa yang tak mendapatkannya,
maka ucapkanlah perkataan yang baik.” (HR. Bukhari no.1413,3595 dan Muslim no.
1016).
Senyum Andri mengembang
setelah membaca kalimat dalam buku yang dibacanya. Diletakknanya buku yang
dipegang di atas rak buku kemudian Andri keluar dari ruangan tersebut. Gadis kevil
Andri yang memliki impian ingin sekali mejadi seorang tahfidz sejak kelas 1
agar bisa memasangkan dua mahkota surge untuk orang tuanya. Namun, terhalang
oleh biaya. Meskipun hal tersebut tidak bisa dicapainya. Andri tak pernah patah
semangat untuk belajar dirumah. Dimulainya dari menghafal surah-surah pendek
dengan cara membacanya setiap selesai melaksanakan sholat lima waktu.
Andri, meskipun ia
terlahir dari keluarga yang sederhana. Ia tak pernah lupa akan bersedekah. Setiap
pulang sekolah Ia selalu menyisihkan uang sakunya untuk diamalkan di masjid
terdekat rumahnya.
“Ya, Allah. Aku beramal
untuk membangun surga Ayah dan Ibuku nanti. Jangan sampai mereka berdua merasakan
panasnya api neraka. Cukup aku yang merasakannya, jangan kedua orang tuaku Ya
Allah” doanya setiap memasukkan beberapa uang koin di kotak amal.
Hingga suatu ketika
Andri jatuh sakit. Demam tinggi membuat tubuh mungilnya menggigil. Tangis sang
ibu bergemuruh melihat gadis kecilnya terbaring lemah. Bibirnya yang membiru,
membuat sang ayah semakin cemas. Tak tahu apa yang harus mereka lakukan. Membawa
Andri kerumah sakit, namun kedua orang tuanya tidak memiliki uang sepeserpun
untuk Andri berobat. Mengompres dahi gadis tersebut yang bisa sang ibu lakukan,
berharap demam sang anak bisa menurun. Sedangkan sang ayah berkeliling berharap
ada tetangga yang ingin mengulurkan tanggannya untuk membantu anaknya berobat.
“Ibu, jangan menangis.
Andri hanya demam, lebih baik ibu ambil wudhu terus ngaji didekat Andri.” Ucap
gadis itu dengan suaranya yang lembut.
Tangis sang ibu semakin
menjadi mendengar ucapan sang anak.
“Ayoo bu,” rengek Andri.
Sang ibupun bergegas
mengambil wudhu. Tak lama setelah sang ibu mengambil wudhu menuruti permintaan
sang anak. Saat sang ibu kembali, Andri terlihat tertidur pulas. Sang Ibu
mendekati anak gadisnya lalu melihat suhu tubuhnya. Ibu Andri terkejut, demam
yang tadinya begitu tinggi. Kini suhu tubuh Andri mendingin. Wajahnya pucat dan
tampak tersenyum. Tangis ibu Andri semakin menjadi sembari memeluk tubuh sang
anak.
“Buk… Ayo bawa anak kita
ke rumah sakit sekarang” ucap sang ayah yang baru saja tiba.
“Tidak Pak, anak kita
sudah tenang di alam sana” jawabnya lemah.
Ayah Andri pun
tersungkur lemah disamping tubuh sang anak.
Saat Andri hendak
dimandikan, sang ayah menemukan buku harian putri kecilnya yang tertulis.
Ya, Allah…Aku beramal untuk membangun surga Ayah dan Ibuku nanti. Jangan sampai mereka berdua merasakan panasnya api neraka. Cukup aku yang merasakannya, jangan kedua orang tuaku Ya Allah. Katanya kita harus menjaga diri kita dari api neraka dengan sedekah. Andri memang bukan orang kaya yang punya banyak uang. Tapi Andri punya uang koin sisa uang jajan Andri untuk sedekah. Andri berharap jika Andri tidak bisa menjadi seorang tahfidz yang bisa memasangkan mahkota surge untuk orang tuanya. Tapi Andri punya uang koin untuk membangun surga Bapak dan Ibu nanti. Biar Bapak dan Ibu dijauhkan dari panasnya api neraka. Aamiin...
Komentar
Posting Komentar