Teman Baru
Teman Baru
Di
hari senin, sekolah mulai ramai oleh anak-anak. Bermain adalah suatu keharusan
bagi anak-anak kecil. Begitu pula dengan Fadli, Fadil, dan kawan-kawan. Mereka
membawa serangga yang berukuran sedang berkaki delapan. Hewan itu mereka
letakkan di dalam kotak kecil bekas korek kayu. Mereka mengadu
serangga-serangga tersebut.
“Ayoo,ayo,ayo....”
Adu Doni.
Mereka sedang asyik mengadu serangga
jagoannya masing-masing. Serangga milik Doni yang di adu dengan serangga milik
Fadil. Serangga milik mereka sama-sama kuat. Tak lama Reza yang sedari tadi
bertugas sebagai penjaga pintu mulai memberi aba-aba bahwa guru telah datang.
Namun, kali ini guru pengajarnya tidak datang sendirian. Ibu Guru Wewen, guru
wali kelas Fadli dan Fadil. Dia datang dengan seoarang anak perempuan yang
sebaya dengan Fadli dan Fadil.
“Sutss.. ibu,ibu.” Cetus Reza.
“Kamu ngga bohong Za?” Tanya Andi.
“Kalo ngga percaya lihat aja sendiri.
Ibu guru datang bawa orang,” jelasnya.
“Bawa orang gimana Za? Bukan tukang
suntik kan?” Tanya Doni yang sangat takut akan suntikan.
Belum sempat mereka menengok, ibu Guru
Wewen akhirnya sampai di depan pintu dengan seorang anak perempuan yang memakai
seragam sama degan mereka.
“Assalamu’alaikum anak-anak?” Sapa ibu
guru Wewen.
“Waalaikumsalam ibu guru....” Jawab murid-muridnya
serentak.
Adapula yang tampak berbisik dengan
teman sebangkunya, menanyakan siapa anak yang bersama ibu gurunya itu saat ini.
“Dia siapa ya?” Tanya Ani salah satu
murid ibu Wewen kepada Fani teman sebangkunya.
“Gatau tuh, paling anaknya.” Jawab
Fani sengenanya.
“Baik anak-anak sekarang kalian akan
mendapatkan teman baru. Ini namanya Friska asal Inggris. Ayo Friska perkenalkan
dirimu.” Tunjuk ibu guru Wewen seraya mempersilahkan murid baru itu
memperkenalkan dirinya yang dibalas anggukan oleh murid itu.
“Hai teman-teman. Namaku Pritica
Friska Anindia. Biasa di panggil Friska.” Sapa murid baru itu yang mulai memperkenalkan dirinya.
“Kok kamu bisa bahasa Indonesia sih,
kan katanya ibu guru tadi kamu dari Inggris.” Tanya Ani penasaran.
Friska tersenyum. “Aku memang di
lahirkan di Inggris bahkan hidup di sana. Tapi orang tua ku asli Indonesia dan
mereka yang mengajarkan aku bahasa Indonesia. Bahkan bahasa sehari-hariku
dirumah di haruskan menggunakan bahasa Indonesia.”
Friska menjelaskan apa yang sudah
membuat teman-teman barunya itu penasaran. Friska memang lahir di Inggris.
Tetapi, sebenarnya ke dua orang tuanya merupakan warga negara Indonesia yang
merantau di Inggris yang di karenakan ayah Friska di tugaskan di sana sebagai
pengganti almarhum kakeknya.
“Kamu kan pernah tinggal di Inggris
itu, coba dong kamu perkanalannya pakai bahasa Inggris.” Pinta Fadli.
“Ok, hello friends. My name is Pritica
Friska Anindia. I’m from Inggris. I was born in ....” Belum selesai Friska
memperkenalkan dirinya dengan bahasa Internasional. Reza memotongnya.
“Sudah-sudah aku tidak paham sama
bahasa mu, malah pusing aku dengernya bingung ngga ngerti.” Potong Reza yang di
tertawai oleh teman-temannya.
“Yasudah Friska, silahkan kamu duduk
di bangku depan Ani yaa.” Ibu guru Wewen mempersilahkan.
“Ibu-ibu, ini kan tempat duduk Rijat.
Nanti Rijat duduk dimana?” Tanya Fani seraya memegangi senderan kursi milik
Rijat.
“Kan hari ini Rijat tidak masuk. Jadi
untuk sementara waktu Friska duduk di situ nanti kalau Rijat sudah masuk
sekolah ibu akan carikan bangku kosong untuk Friska.” Ucap ibu guru Wewen.
Friska pun berjalan menuju bangku yang
di tunjuk oleh ibu gurunya tersebut. Saat ia berjalan menuju bangkunya
teman-temannya menyambut Friska dengan sangat senang. Terutama Ani.
“Friska, nanti kita main bareng yah,” pinta Ani. Yang
di balas dengan senyuman dan anggukan dari Friska.
Jam pelajaran pun dimulai. Semua murid-murid
di kelas duduk rapi dan tentram. Tak ada satu murid pun yang bersuara. Karena
kelas tersebut memang merupakan kelas yang sangat anteng dan patuh terhadap tata
tertib. Hari ini di mulai dengan mata pelajaran tentang hitung menghitung yaitu
Matematika. Ibu guru Wewen menjelaskan dengan begitu detail.
Pukul 09.15 WIB bel istirahat sudah
berbunyi. Sorak gembira dari seisi kelas karena waktu yang mereka tunggu-tunggu
akhirnya tiba. Fadil dan Doni mengeluarkan laba-laba jagoannya dari kotaknya
masing-masing. Yag akan melanjutkan pertandingannya tadi pagi. Sedangkan Ani,
sudah siap dengan baju lipat mainannya yang bergegas akan mengajak Friska
bermain dengannya.
“hai Friska, yuk kita main.” Ajak Ani
pada Friska.
Friska yang sedari tadi tidak paham
dengan apa yang Fadil dan Doni mainkan. Akhirnya dia menanyakan pada Ani yang
mengajaknya bermain. Tanpa merespon ajakan Ani tadi.
“Ani, itu yang di lakukan anak-anak
itu apa ya.. kok sepertinya mereka sedang mengadu sesuatu.” Tanya Friska
penasaran.
“Oh itu, Itu Doni sama Fadil lagi
ngadu laba-laba,” ucapnya santai.
“Laba-laba kok di adu, kan kasihan.”
Timpal Friska.
Friska yang tadinya penasaran akhirnya
dia menghampiri Doni dan Fadil yang asyik mengadu laba-laba. Friska merupakan
salah satu anak yang tidak tega dengan adu mengadu. Apalagi hewan yang tidak
tahu apa-apa. Dia juga merupakan anak yang cinta akan hewan. Di rumahnya dia
memiliki banyak hewan peliharaan. Ayahnya juga pecinta hewan peliharaan dan
karena ayahnya hanya memiliki Friska, anak semata wayangnya. Ayahnya juga
memelihara kucing biasa tetapi tidak kalah bagus dengan kucing anggora untuk
teman bermain Friska.
“Hai Doni, hai Fadil. Kalian sedang
apa?” sapa Friska yang memang gampang akrab dengan teman baru.
“Hai juga Fri..frika.” Jawab Fadil
tampak bingung. Sepertinya Fadil lupa dengan nama panggilan teman barunya itu.
“Friska, Fadi.” Timpal Doni yang
membenarkan.
“Eh iya itu, habis susah lidahku yang
mau ngomong.” Jawabnya jujur.
“Yasudah biar ngga sulit panggil saja
aku Pipin.”
“Ok, begitu kan ngga susah. Hehehe,”
respon Fadil sambil cengengesan.
“Kalian sedang apa ini, kok laba-laba
di adu sih. Memang kalian ngga kasihan yaa? Apa kalian juga tidak takut? ”
“Takut kenapa?” tanya Doni polos.
“Suatu hari nanti jika kalian suka
mengadu hewan kelak kalian di akhirat akan di adu juga.” Jelas Friska.
“Lebih baik kalian pelihara hewan ini.
Kasih makan biar hewan ini ngga tersiksa. Di rumahku kebetulan banyak sekali
hewan peliharaan.” Tambah Fiska seraya menceritakan peliharaan dirumahnya.
“Benarkah? Kamu memelihara hewan apa
saja memang?” tanya Andi.
“Banyak, ada ular, kucing, iguana,
bahkan macam-macam serangga dirumah ada. Tapi sudah mulai berkurang.” Jawabnya.
“Wah... sepertinya seru. Boleh ngga
kapan-kapan kita main ke rumah kamu Pin. Biar tidak usah ke kebun binatang
hehehe.” Fadli yang sedari tadi hanya menonton teman-temanya berbicara kin
mulai bersuara.
“Boleh.” Jawab Friska simpel.
Ani, Fani, dan Friska berjalan keluar
kelas menuju kantin sekolah untuk membeli makanan. Mereka pun meninggalkan
Fadli dan kawan-kawan.
Tepat di hari minggu, Fadli, Fadil,
dan teman-teman lainnya sudah siap ingin berkunjung ke rumah Friska seperti
yang pernah di janjikan. Mereka sudah sangat penasaran dengan macam peliharaan
yang di pelihara oleh orang tua Friska. Sesampainya, mereka di kagetkan dengan
salah satu hewan buas yang sempat mengajutkan kedatangan mereka.
“Hug..hug,hug....” Anjing itu
menggonggong.
“Aaaaa....” Sontak mereka semua
berteriak.
Mendengar suara teriakan yang yang
sangat keras, Friska pun keluar dari rumahnya.
“Ada apa?” Tanya Friska.
“Pin, kamu kok ngga bilang sih kalo
kamu juga melihara Anjing.” Tegur Ani yang masih ketakutan.
“Hehehe Maaf. Aku lupa, tapi anjing
itu jinak kok. Dia itu Cuma menyapa kedatangan kalian.” Ucap Friska tersenyum.
“Menyapa bagaimana, nanti kalo kita di
gigit gimana?” Timpal Reza.
“Ngga bakal kok, lagian anjing itu di
rante. Hhihihi.” Jawab Friska cekikikan.
“Hugg..” Anjing itu bersuara sehingga
mengagetkan mereka kembali di tengah perbincangan.
“Yasudah ayo kita masuk.” Ajak Friska.
Mereka semua pun memasuki rumah
Friska. Benar dengan apa yang pernah Friska ceritakan jika dirumahnya memang
banyak sekali binatang peliharaannya. Meski orang tuanya memelihara banyak
hewan, tetapi rumah Friska masih tetap rapi dan bersih. Friska memiliki dua
pekerja untuk merawat hewan peliharaannya. Sehingaa orang tuanya terbantu untuk
memelihara hewan-hewan yang sedang mereka pelihara.
Komentar
Posting Komentar